Dulu pernah ada staff saya yang sambil nangis-nangis mengajukan
pengunduran diri. Usut punya usut masalahnya adalah dia sering di bully oleh
teman-teman kerjanya.
Saya sedih.
Sedih karena selama ini selalu yang dibahas adalah “JANGAN
BULLY ORANG LAIN!” tapi jarang ada yang bilang “JANGAN LEMAH KALAU KAMU DI BULLY!”
Hal ini juga pernah saya bahas sama mas pacar :
Saya : “Babe, masa stafku ada yang resign karna di-bully!”
Dia : “Ya, mungkin sakit hati babe.. Mungkin hatinya soft…”
Saya protes.
Saya : “Ya kenapa soft???!!! Don’t take things personally
dong!”
Dia : “Ya tiap orang kan beda-beda babe…”
Semua benar.
Yang bully jelas salah. Kalaupun kalian lebih hebat, ya ga perlu
lah merendahkan yang lain. Karma itu ada dan siap-siaplah menerima karma atas
perbuatanmu.
Yang di-bully, kalau sedih dan marah ya memang resiko di-bully
seperti itu. You can not win everybody’s heart and IT’S OKAY. Nothing’s wrong
with that. Kamu ga bisa buat semua orang di dunia ini suka sama kamu. Don’t
take everything personally. Jangan dimasukkin ke hati. Anggap saja suara rumput
yang bergoyang.
Dan betul kalau setiap orang itu berbeda-beda. Dari bentuk
bully yang sama, reaksi orang bisa berbeda antara yang satu dengan yang lain.
Ada yang sedih, ada juga yang balik mem-bully, ada juga yang cuek. Itu pilihan.
Pembahasan saya dan mas pacar berlanjut :
Dia : “Kalau misal bully-nya extrim kaya dipukulin gitu
gimana babe?”
Saya : “Babe, itu udah jelas… PUKUL BALIK lah! Itu bukan bully
namanya, itu kekerasan fisik. Tindak pidana jadinya…”
No comments:
Post a Comment